Sistem Produksi Usaha Budi Daya Unggas Petelur
HOLAAA, BACK WITH ME AMDEYYY!!! Setelah sebelumnya kita ngebahas
mengenai sistem perencanaan unnggas petelur, sekarang kita akan ngebahas
mengenai sistem produksinya sendiri. Dibawah ini akan dibahas beberapa hal yang
harus diperhatikan, antara lain:
1 1.
Memilih bibit

2. Penyiapan bibit itik petelur
Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu memeliahra
DOD , namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Cara kedua adalah membeli itik
remaja siap bertelur. Itik ini biasanya berusia
5-6 bulan. Namun itik rema siap bertelur bukan berarti begitu dibeli
langsung bisa bertelur.
3
3
Sistem “ngangon” yaitu sistem menggiring ke
sawah sudah mulai ditinggalkan dan
beralih ke sistem intensif atau semi intensif yang dinilai lebih menguntungkan.
4. Lokasi kandang
Jauh dari pemukiman
penduduk dan tidak rawan penggusuran lokasi peternakan, jauh dari peternakan
unggas lain untuk mencegah penularan wabah penyakit, jauh dari kebisingan
karena bebek atau itik cukup peka dengan suara bising/berisik, tanah tempat
mendirikan bangunan memiliki drainase yang baik, kondisi cuaca dan iklim yang kondusif
misalnya lokasi sejuk, suhu optimal sekitar 27 – 32oC dengan kelembaban relatif 60 – 65%, mudah
mendapatkan pakan dan air bersih, mudah diakses alat transportasi,keamanan
lingkungan kandang terjamin dan, terjangkau aliran listrik.
5. Penyiapan
Kandang
Kondisi kandang itik yang harus diperhatikan :

b.
Bangunan
kandang membujur dari arah Timur-Barat, hal ini bertujuan untuk memberikan
kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian
diharapkan ruangan kandang menjadi sehat, cukup terang dan litter kandang tetap
kering.
c.
Luas
kandang, berhubungan dengan efisiensi penggunaan pakan. Akan sangat tidak
efisien kalau kita menyediakan luasan kandang yang terlalu lebar karena energy
yang semestinya untuk menghasilkan telur terbuang untuk berlarian ke sana-ke
mari atau aktifitas lainnya.
d.
Kalau
dibuat tempat minum yang permanen (selokan atau lainnya) maka dibuat agak dalam
agar kepala itik bisa masuk.
e.
Kandang
yang dibangun harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal
tetapi memenuhi syarat perkandangan yang baik.
f.
Dinding
kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan
sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu
g.
Sekat
kandang dibuat dengan memperhatikan kepadatan kandang. Kepadatan kandang untuk
itik petelur maksimal 4 ekor/m2 dan kalau bisa per kelompok hanya terdiri dari
50 ekor itik masa produksi
h.
Tinggi
kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu
merunduk ketika melakukan pekerjaan di dalam kandang.
i.
Kandang jangan
terlalu padat. Sesuaikan luas kandang dengan usia itik yang dipelihara.
6.
Varietas
Itik Petelur
Varietas tertentu dikatakan unggul jika berhasi
bertelur 200-250 butir/ ekor dalam 1 tahun, dengan kisaran berat telur 70-75
gram. Jenis varietas unggul itik petelur antara lain :
A. Indian Runner (Itik jawa)
Terdiri atas beberapa jenis antara lain :
a. Itik Karawang (Itik Cirebon), berciri khas buluu
kecoklatan
b. Itik Mojosari, berasal dari desa Mojosari. Produksi
telur bebek mojosari terbilang cukup besar setiap ekornya saja mampu mencapai
produksi telur 230-250 butir/tahunnya. Biasanya bebek mojosari akan bertelur
pada saat mulai memasuki umur 6 bulan dan mulai stabil bertelur di umur 7 bulan.
c. Itik tegal, Jenis bebek ini tidak kalah banyak dibudidayakan di
Indonesia, bebek tegal berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Kualitas dan jumlah
telur yang cukup tinggi merupakan salah satu alasan mengapa bebek tegal banyak
dibudidayakan.
d. Itik Magelang atau sering juga disebut Itik Kalung
atau Plontang berasal dari daerah Sempu, Ngadirejo, Kec. Secang, Magelang, Jawa
Tengah. Penyebarannya meliputi Magelang, Ambarawa, dan Temanggung. Biasanya bertelur
131 butir/ekor
B. Itik Bali (Itik Pinguin)
Bebek bali sering disebut bebek pinguin karena jalannya mirip dengan
pinguin. Bebek bali juga merupakan bebek lokal petelur unggulan, ciri khas dari
jenis bebek bali adalah jambul dikepala nya.
Bebek/itik bali banyak diternakkan hampir diseluruh daerah di Indonesia
karena kemampuan beradaptasinya yang cukup baik, selain itu bagi sebahagian
penghoby hewan hias bebek ini sering dijadikan pilihan karena warna bulu yang
mengkilap dan jambul unik yang berada di kepala.
Ada beberapa jenis varietas bebek/itik bali yang sering dibudidayakan,
diantaranya adalah; bebek sumbian (berwarna coklat kekuningan dan bercak
hitam), itik sumi (berwarna coklat kekuningan), selam gulai (berwarna coklat
tua) dan sikep (berwarna hitam).
Kerabang telur berwarna putih dan
rata-rata berat telur 60 gr/butir, produksi telur berkisar
150-220butir/ekor/tahun dan mulai bertelur pada umur 5.5 - 6 bulan.
C. Itik Alabio
Merupakan hasil persilangan antara bebek Kalimantan dan bebek peking.
Produksi telur mencapai 220-250 butir/ekor/tahun, Puncak produksi telur
92%, Daya tetas telur mencapai 80%, Bobot rata-rat telur 62 gr, sedikit lebih
kecil dibandingkan telur bebek mojosari,dan Bebek alabio mulai bertelur pada
umur 6 bulan.
D. Itik Khaki Campbell
Bebek khaki campbell merupakan hasil penelitian Mrs Adele Campbell ,
beliau menyilangkan dua jenis berbeda, yaitu bebek jawa dan bebek roven dari
Perancis.
Bebek jenis ini bersifat kosmopolitan dapat berkembang dengan baik dan
cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru nya. Sifat unik bebek ini adalah
tidak mengerami telurnya sendiri, jadi harus ada campur tangan manusia untuk
menetaskan telur bebek jenis khaki cambell. Produksi telur dapat mencapai
280butir/ekor/tahun.
7.
Gizi
Pakan Itik

Beberapa alternative lain adalah : ampas tahu,
gaplek, polar, tepung singkong,tepung keong emas, bungkil kedelai, tepung
rumput menir, sorgumtepung limbah
udang, ampas kecap, tepung daun pisang, tepung kerang, bakatul, dan tepung daun
katuk.
8.
Penyakit Itik
Petelura
Fowl Cholera (kolera itik)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang yang
basah serta lembab dapat mempercepat penularan. Penyakit yang menyerang anak itik
umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian hingga 50%, sedangkan pada itik dewasa
dapat menimbulkan kematian kurang dari 50%.
Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak dan panas, jalan
sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan
mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya.
Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah dan itik akan
mengalami kematian secara mendadak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi
itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat Choramphenicol,
Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.
Salmonellosis
Penyakit salmonellosis menyerang itik pada segala
umur dan dapat menyebabkan angka kematian hingga 50%. Penyebabnya adalah kuman
“Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang
tercemar kuman tersebut.
Pencegahan, dapat dilakukan dengan menjaga
kesehatan dan kebersihan kandang dan secara berkala dilakukan pembersihan
kandang agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatan dapat dilakukan
dengan memberikan “Furazolidone”.
Penyakit Parasit (berak darah, cacingan)
Penyakit virus (cacar,
cepatitis itik)
Penyakit bakteri (pasteurellosis, corryza, coccidiosis)
Penyakit jamur
(pneumonia, afloktosikosis)
9.
Panen dan
Pascapanen
1.
Panen
Hasil utamanya adalah telur dan induk apkir, itik jantan sebagai ternk
daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanaman.
2.
Pascapanen
Kegiatan pascapanen adalah pengawetan. Tanpa pengawetan telur hanya bertahan 14 hari dan akan segera membusuk. Ada 5 jenis pengawetan yaitu :
Kegiatan pascapanen adalah pengawetan. Tanpa pengawetan telur hanya bertahan 14 hari dan akan segera membusuk. Ada 5 jenis pengawetan yaitu :
a. Pengawetan dengan air hangat, telur dapat bertahan selama 20 hari
b. Pengawetan dengan daun jambu biji, telur dapat bertahan selama 1 bulan, namun warna berubah menjadi
kecoklatan
c. Pengawetan dengan minyak kelapa, pengawetan paling praktis tanpa mengubah warna dan rasa.
d. Pengawetan dengan natrium silikat, dapat bertahan selama 1,5 bulan karena pori kulit telur tertutupi. Caranya
dengan merendam telur dlam cairan natrium silikat 10% selama 1 bulan.
e. Pengawetan dengan garam dapur, direndam dalam larutan NaCl konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.
So, this
is the end of this blog. Thank you for reading and have a nice day.
Komentar
Posting Komentar