Sistem Produksi Usaha Budi Daya Unggas Petelur


HOLAAA, BACK WITH ME AMDEYYY!!! Setelah sebelumnya kita ngebahas mengenai sistem perencanaan unnggas petelur, sekarang kita akan ngebahas mengenai sistem produksinya sendiri. Dibawah ini akan dibahas beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1                                                      1.         Memilih bibit

Ini adalah step yang paling krusial. Bibit yang baik akan menghasilkan itik petelur yang baik. Peternak biasanya akan memilih Day Old Duck (DOD) . dalam hal pemilihan DOD harus diperhatikan posturnya yaitu berbadan tegap, kaki dan paruh besar, dan tidak cacat. Hindari pula DOD jantan berbulu coklat kehitaman, paruh hitam kelam, suara serak, dan berwajah seram. Untuk menjamin kualitas  DOD yang baik kita dapat memperolehnya dari induk itik berkualitas yang kita beli atau pelihara sendiri, ataupun membeli DOD dari pembibitan terkenal atau rekomendasi Dinas Peternakan. Kualitas DOD yang baik dapat dilihat dari bulunya yang kuning mengilap.

   2.       Penyiapan bibit itik petelur
Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu memeliahra DOD , namun membutuhkan waktu yang cukup lama. Cara kedua adalah membeli itik remaja siap bertelur. Itik ini biasanya berusia  5-6 bulan. Namun itik rema siap bertelur bukan berarti begitu dibeli langsung bisa bertelur.

3


3
.       Prosedur pemeliharaan
Sistem “ngangon” yaitu sistem menggiring ke sawah  sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke sistem intensif atau semi intensif yang dinilai lebih menguntungkan.

    4.       Lokasi kandang
Jauh dari pemukiman penduduk dan tidak rawan penggusuran lokasi peternakan, jauh dari peternakan unggas lain untuk mencegah penularan wabah penyakit, jauh dari kebisingan karena bebek atau itik cukup peka dengan suara bising/berisik, tanah tempat mendirikan bangunan memiliki drainase yang baik,  kondisi cuaca dan iklim yang kondusif misalnya lokasi sejuk, suhu optimal sekitar 27 – 32oC dengan kelembaban relatif 60 – 65%, mudah mendapatkan pakan dan air bersih, mudah diakses alat transportasi,keamanan lingkungan kandang terjamin dan, terjangkau aliran listrik.

5.       Penyiapan Kandang
Kondisi kandang itik yang harus diperhatikan :
a.        Atap , diusahakan mampu menahan panas matahari dan tampisan hujan. Bahan atap yang diyakini mempunyai kemampuan terbaik dalam hal tersebut adalah bahan genting. Model atap seyogyanya didesain sedemikian rupa sehingga bisa mengurangi bau dan panas di dalam kandang.
b.       Bangunan kandang membujur dari arah Timur-Barat, hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat, cukup terang dan litter kandang tetap kering.
c.        Luas kandang, berhubungan dengan efisiensi penggunaan pakan. Akan sangat tidak efisien kalau kita menyediakan luasan kandang yang terlalu lebar karena energy yang semestinya untuk menghasilkan telur terbuang untuk berlarian ke sana-ke mari atau aktifitas lainnya.
d.       Kalau dibuat tempat minum yang permanen (selokan atau lainnya) maka dibuat agak dalam agar kepala itik bisa masuk.
e.       Kandang yang dibangun harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat perkandangan yang baik.
f.         Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu
g.        Sekat kandang dibuat dengan memperhatikan kepadatan kandang. Kepadatan kandang untuk itik petelur maksimal 4 ekor/m2 dan kalau bisa per kelompok hanya terdiri dari 50 ekor itik masa produksi
h.       Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu merunduk ketika melakukan pekerjaan di dalam kandang.
i.         Kandang jangan terlalu padat. Sesuaikan luas kandang dengan usia itik yang dipelihara.

6.       Varietas Itik Petelur

Varietas tertentu dikatakan unggul jika berhasi bertelur 200-250 butir/ ekor dalam 1 tahun, dengan kisaran berat telur 70-75 gram. Jenis varietas unggul itik petelur antara lain :
A.     Indian Runner (Itik jawa)
Terdiri atas beberapa jenis antara lain :
a.       Itik Karawang (Itik Cirebon), berciri khas buluu kecoklatan
b.       Itik Mojosari, berasal dari desa Mojosari. Produksi telur bebek mojosari terbilang cukup besar setiap ekornya saja mampu mencapai produksi telur 230-250 butir/tahunnya. Biasanya bebek mojosari akan bertelur pada saat mulai memasuki umur 6 bulan dan mulai stabil bertelur di umur 7 bulan.
c.       Itik tegal, Jenis bebek ini tidak kalah banyak dibudidayakan di Indonesia, bebek tegal berasal dari Brebes, Jawa Tengah. Kualitas dan jumlah telur yang cukup tinggi merupakan salah satu alasan mengapa bebek tegal banyak dibudidayakan.
d.      Itik Magelang atau sering juga disebut Itik Kalung atau Plontang berasal dari daerah Sempu, Ngadirejo, Kec. Secang, Magelang, Jawa Tengah. Penyebarannya meliputi Magelang, Ambarawa, dan Temanggung. Biasanya bertelur 131 butir/ekor
B.      Itik Bali (Itik Pinguin)
Bebek bali sering disebut bebek pinguin karena jalannya mirip dengan pinguin. Bebek bali juga merupakan bebek lokal petelur unggulan, ciri khas dari jenis bebek bali adalah jambul dikepala nya.

Bebek/itik bali banyak diternakkan hampir diseluruh daerah di Indonesia karena kemampuan beradaptasinya yang cukup baik, selain itu bagi sebahagian penghoby hewan hias bebek ini sering dijadikan pilihan karena warna bulu yang mengkilap dan jambul unik yang berada di kepala.

Ada beberapa jenis varietas bebek/itik bali yang sering dibudidayakan, diantaranya adalah; bebek sumbian (berwarna coklat kekuningan dan bercak hitam), itik sumi (berwarna coklat kekuningan), selam gulai (berwarna coklat tua) dan sikep (berwarna hitam).
 Kerabang telur berwarna putih dan rata-rata berat telur 60 gr/butir, produksi telur berkisar 150-220butir/ekor/tahun dan mulai bertelur pada umur 5.5 - 6 bulan.
C.      Itik Alabio
Merupakan hasil persilangan antara bebek Kalimantan dan bebek peking.
Produksi telur mencapai 220-250 butir/ekor/tahun, Puncak produksi telur 92%, Daya tetas telur mencapai 80%, Bobot rata-rat telur 62 gr, sedikit lebih kecil dibandingkan telur bebek mojosari,dan Bebek alabio mulai bertelur pada umur 6 bulan.
D.     Itik Khaki Campbell
Bebek khaki campbell merupakan hasil penelitian Mrs Adele Campbell , beliau menyilangkan dua jenis berbeda, yaitu bebek jawa dan bebek roven dari Perancis.

Bebek jenis ini bersifat kosmopolitan dapat berkembang dengan baik dan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru nya. Sifat unik bebek ini adalah tidak mengerami telurnya sendiri, jadi harus ada campur tangan manusia untuk menetaskan telur bebek jenis khaki cambell. Produksi telur dapat mencapai 280butir/ekor/tahun.

7.       Gizi Pakan Itik

Untuk takaran pakan itik atau bebek petelur pada masa produksi terdiri dari jagung kuning giling 45%, dedak padi 15,6 %, bungkil kedelai 20%, tepun g ikan 3%, CGM 6 %, CPO 2%, premiks ),5%, CaCO3 ada7%, NaCl 0,3%. Pakan tersebut mempunyai kandungan energi metabolisme 2.700 kkal/ kg, protein kasar 19 %, serat kasar 3,7 %, ca 3,1%, fosfor 0,7 %, asam amino metionin 0,38 % dan asam amino lisin 0,9 %. jadi untuk membuat pakan bebek petelur perlu mengkombinasikan beberapa bahan agar mencapai nutrisi yang seimbang dan dibutuhkan bebek agar menghasilkan telur dengan kualitas yang bagus. Jadi dengan komposisi pakan bebek petelur yang tepat akan meningkatkan produktivitas telurnya.
Beberapa alternative lain adalah : ampas tahu, gaplek, polar, tepung singkong,tepung keong emas, bungkil kedelai, tepung rumput     menir, sorgumtepung limbah udang, ampas kecap, tepung daun pisang, tepung kerang, bakatul, dan tepung daun katuk.

8.       Penyakit Itik Petelura
 Fowl Cholera (kolera itik)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang yang basah serta lembab dapat mempercepat penularan. Penyakit yang menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian hingga 50%, sedangkan pada itik dewasa dapat menimbulkan kematian kurang dari 50%.
Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya.
Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah dan itik akan mengalami kematian secara mendadak.
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.
Salmonellosis
Penyakit salmonellosis menyerang itik pada segala umur dan dapat menyebabkan angka kematian hingga 50%. Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
Pencegahan, dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan kandang dan secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan “Furazolidone”.
Penyakit Parasit (berak darah, cacingan)
Penyakit virus (cacar, cepatitis itik)
Penyakit bakteri (pasteurellosis, corryza, coccidiosis)
Penyakit jamur (pneumonia, afloktosikosis)

9.       Panen dan Pascapanen
1.         Panen
Hasil utamanya adalah telur dan induk apkir, itik jantan sebagai ternk daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanaman.
2.        Pascapanen      
      Kegiatan pascapanen adalah pengawetan. Tanpa pengawetan telur hanya bertahan 14 hari dan akan segera membusuk. Ada 5 jenis pengawetan yaitu :
a.       Pengawetan dengan air hangat, telur dapat bertahan selama 20 hari
b.       Pengawetan dengan daun jambu biji, telur dapat bertahan selama 1 bulan, namun warna berubah menjadi kecoklatan
c.       Pengawetan dengan minyak kelapa, pengawetan paling praktis tanpa mengubah warna dan rasa.
d.      Pengawetan dengan natrium silikat, dapat bertahan selama 1,5 bulan karena pori kulit telur tertutupi. Caranya dengan merendam telur dlam cairan natrium silikat 10% selama 1 bulan.
e.       Pengawetan dengan garam dapur, direndam dalam larutan NaCl konsentrasi 25-40% selama 3 minggu.

So, this is the end of this blog. Thank you for reading and have a nice day.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengevaluasi Kegiatan Usaha Budi Daya Unggas Petelur

Media Promosi dan Sistem Konsinyasi Produk Usaha Budi daya Unggas Petelur